This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Selasa, 26 Februari 2013
Imajinasi "IMAJINATIF" Wujud Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti kemajuan teknologi tidak lepas dari kegelisahan “imajinasi” individu yang diwujudkan dalam krangka ilmiah.
Akan tetapi sebuah imajinasi akan menjadi kerangka yang kering apabila tidak ada tindak lanjut. Oleh sebab itu, apa yang kita bangun lewat imajenasi tersebut harus direalisasikan “praktek”.
Dari kita berfikir “imajenasi” maka lahirlah sebuah teori, kemuadian dari teori tersebut kita peraktekkan. Kata yang digaris bawahi kalau kita analis mendalam, “bahwa hanya orang-orang yang jenius “imajinasi” kuat yang mampu memadukan antara teori dan peraktek.
Dalam khasanah peraktek pengagas pendidikan pertama Ki Hajar dewantoro juga telah melakukan hal yang sama yaitu mengembangkan “imajinasi” pendidikan dengan tataran pada saat itu. Pandangan Ki Hajar Dewantara (1950) sebagai berikut :“Taman Siswa mengembangkan suatu cara pendidikan yang tersebut didalam Among dan bersemboyan ‘Tut Wuri Handayani’ (mengikuti sambil mempengaruhi).
Oleh : Mahmudi Ibnu Mas'ud
Kamis, 21 Februari 2013
Berita, Bukan Anti Kritik
Tak Ada Masalah Dengan Saya
Kutipan di atas itu saya dengar dari teman yang saat ini masih kuliah di Malang, dan sekaligus disarankan kepada teman-teman di Malang saya khususnya. Bahkan menurut keterangan teman yang menyampaikan kepada saya , sayalah orang yang mungkin mengkritik dan saya pulalah yang menjadi penyebab kehancuran organisasinya.
Dengan sikap penuh lugu teman saya itu bertanya dan mengira saya pernah berkomentar sesuatu di jejaring sosialnya. Saya pun menjawab "Seingat saya, saya belum pernah berkomunikasi atau memberikan statement apapun pada orang itu".
Harmonisasi Budaya Lokal, Dalam Prespektif “Ekonomi” Modern
Pancasila 'UUD 45' Adalah Harga Mati "Merah Putih Berkibarlah, Indonesia Tetap Jaya"
Kami warga indonesia, yang beragama islam, tapi islam-kan tidak berarti harus kearab-araban seperti yang telah disinggung di atas. Kami punya budaya sendiri. Budaya kami beradap dan memilki nilai etik-estetik, dan kami akan tetap mempertahankan hal itu. Bukankah islam adalah Agama rahmatan lil-alamin, yang damai dan bisa berdampingan dengan budaya mana-pun ‘termasuk di indonesia, bukankah pancasila dan undang-undang dasar 45 tidak bertentangan dengan nilai-nilai universal islam, lantas kenapa ada sebagian orang yang hendak merubah idiologi kebangsaan dengan alasan sebagan kewajiban dan keharusan agama ”jihad”? Apa islam harus seperti itu ?
Kami bangga indonesia dan benci terhadap teror “terorisme”, saya tidak hendak mengatakan teror itu idintik islam, tapi kalau ada pemeluk islam yang menjadi kaki tangan-budak meneror negri ini itu benar adanya. Dan kami tidak akan pernah marah atau sakit hati terhadap orang yang mengatakan islam idintik teror, karena saya yakin islam tidak pernah mengajarkan teror seperti yang sebagian orang katakan. Hanya orang-orang yang tidak paham islam yang kemudian mengkaitkan islam sebagai penyebab teror. Kalau mereka belajar lebih dalam tentang Islam tentu hal yang demikian itu tidak mungkin terjadi.
Kami yakin tidak akan pernah ada golongan apa pun yang berani melawan kekuatan islam, termasuk AS yang dianggap musuh islam, namun saya tidak setuju jika AS dianggap sebagai musuh islam, karena kita tau perkembangan islam disana saat ini semakin mengembirakan, lantas apakah kita masih memaksakan harus beridiologi islam pula, tidak. Kita tidak hendak mempersoalan keyakinan personal, karena kayakinan adalah persoalan perifat, yang tau hanyah hamba dan tuhan itu sendiri.
Islam yang dikatakan teroris oleh orang-orang tertentu termentahkan dengan sendirinya, karena populasi pemeluk islam bertambah berkisas di atas 75% pertahunnya ini adalah kebanggaan, sekaligus mematahkan klaim islam sebagai teroris. Dan indonesia harus bersih dari berbagai teror “terorisme”.
Indonesia adalah indonesia, indonesia tidak harus keislam-islaman “menegakkan khilafah ikslam” perjalanan atau sejarah ke-indonesia selama ini sudah sudah baik dan terus melakukan berbagai perubahan yang Insyaallah semakin baik. Persoalan masih terdapat kekurangan di sana-sini maka hal itu adalah wajar. Namun kami oktimis indonesia akan terus berdigdaya di langgang dunia internasional, dan akan menjadi trenseter dunia.
Maka hanya orang-orang yang tidak menggunakan hati nuranilah yang hendak mengemposi negri ini ‘mereubah ideologi-menebar teror dll’ patriotisme dan nasionalisme harus kita pertahankan dan merupakan harga mati. Kami hanya merekonmendasikan kepada seluruh rakyat indonesia supaya tetap perpengan teguh terhadap keyakinan yang baik, memelihar perdamaian, menjung-jung tinggi nilai-nilai kebenikaan. Hidup Indonesia …… Berkibarlah merah putihku di bumi yang permai ini.
Rabu, 20 Februari 2013
Rekonstruksi Pemikiran Wong-IKLIMA Dalam Kepeminpinan Transpormatif
Minggu, 17 Februari 2013
Spirit Dan Ikhtiyar Wong IKLIMA
Sabtu, 16 Februari 2013
Sederet Kata "IKLIMA" Profil Singkat
Jumat, 15 Februari 2013
Sebuah Profil
"Didiklah rakyat dengna organisasi dan didiklah pemerintah (penguasa) dengan perlawanan (koreksi)"
(Diinspirasikan dari Buku Tetralogi : Pramudya Ananta Toer).
Kutipan di atas mensiratkan pentingnya organisasi di tengah kehidupan yang semakin terisolir dan individual, selain itu organisasi sebagai wadah diskusi (musyawarah) dan mempererat tali persaudaraan "silaturrahim" dan kajian ilmiah. Berangkat dari itu semua rekan-rekan seperjuangan yang pernah menimba pengetahuan “ilmu” dari Al-In’am Banjar Timur Kecamatn Gapura Kabupaten Sumenep berinisiatif membentuk satu wahana sebagai penampung aspirasi “Ngopi Bareng”.